Jumat, 24 Desember 2010

KUNJUNGAN INDUSTRI KE PLTA BAKARU



BAB I
PENDAHULUAN


I.         LATAR BELAKANG
Listrik telah menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat modern. Listrik telah mengubah peradaban manusia menjadi lebih mudah, cepat, efisien dan produktif. Sejak pertama kali ditemukan, listrik terus mengalami perkembangan. Hal ini terlihat dari usaha-usaha yang telah dan sedang dilakukan dalam pengembangannya.
     Listrik pertama kali dibangkitkan pada pusat-pusat pembangkit yang berkapasitas besar. Pembangkitan energi listrik pada pusat pembangkit tersebut dapat berupa PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTN, PLTPB, dan PLTD
Pembangkitan energi listrik sebagian besar dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga didapat tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik tiga fasa. Energi mekanik yang diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesing penggerak generator atau biasa disebut penggerak mula.
Berdasarkan berbagai kasus diatas dianggap perlu dan sangat dibutuhan untuk mengadakan suatu penelitian pada salah satu pembangkit untuk melihat bagaimana sebenarnya proses pembangkitan listrik itu.

II.      DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN
Kegiatan ini terlaksana berdasarkan keputusan bersama dari mahasiswa elektro S1 angkatan 2008 yang dimana kegiatan ini merupakan kegiatan pengganti mid test dari mata kuliah pembangkit energi listrik.

III.   TUJUAN KEGIATAN
Adapun yang menjadi tujuan pelaksanaan kegiatan kunjungan industri ini, yaitu:
-          Sebagai pengganti mid test dari mata kulia pembakit energi listrik
-          Untuk menambah wawasan dan pengalaman mahasiswa tentang pembangkitan energi llitrik

IV.   WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan Kegiatan ini dilakasanakan:
Tempat                 : PLTA Bakaru Kabupaten Pinrang
Hari/tanggal         : Selasa, 18 Mei 2010

V.      METODE PENYUSUNAN LAPORAN
Laporan kunjungan industri ini di susun berdasarkan peninjauan langsung ke lapangan (lokasi), melalui data-data yang diperoleh ketika kunjungan, melalui internet dan buku-buku yang berkaitan dengan lokasi praktek industri dilaksanakan.

VI.             PELAKSANAAN (CERITA) KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Kunjungan Indusri ini sungguh sangat menguras tenaga, dari awal pengurusannya, sampai pelaksanaan kunjungan industri tersebut. Pada saat pengurusan, kami harus mengumpulkan dana sebanyak Rp. 5000/orang untuk keberangkatan Koordinator ke PLTA Unit Bakaru untuk mengajukan surat. Sungguh sangat melelahkan Surat yang pertamanya kami kira langsung diantar ke Pusat Pembangkit di Bakaru, ternyata hanya diajukan di kantor Unit PLTA Bakaru di Soreang Pare-pare. Pada saat menjelang keberangkatan kami harus kembali mengumpulkan dana sebanyak Rp.85.000/orang. Itu adalah biaya transfortasi dan komsumsi kami nantinya. Pada saat keberangkatan, kami diharapkan sama kordinator untuk berkumpul di gerbang FT UNM jam 19.00 WITA, karena rencana keberangkatan adalah pada jam tersebut, dan natinya akan bermalam di Pare-pare dikediaman saudara Nur Zulfitra Rahman, yang dimana keesokan harinya perjalanan baru dilanjutkan menuju ke PLTA Bakaru. Sungguh-sungguh jam Indonesia, keberangkatan yang rencananya berangkat jam 19.00 dari makassar, jadinya berangkat jam 20.00. itu dikarenakan mobil yang kami akan tumpangi datang terlambat. Pada saat kendaraan/mobil yang kami akan tumpangi telah datang, terdapat sedikit konflik di kalangan teman-teman, yakni mobil agak sedikit kecil, dan jadinya banyak dari kalangan teman-teman yang harus berdiri. Pada saat keberangkatan terdapat beberapa hambatan, hambatan tersebut adalah salah satu teman kami tiba-tiba pingsan di mobil dan harus dikasi singgah. Pertamanya dikasi singgah dimesjid, dan selanjutnya dikasi singgah di salah satu puskesmas yang ada di kabupaten pangkep. Di puskesmas itu banyak waktu yang kami pakai, karena kami harus menunggu kepastian dulu, apa teman kami yang sakit itu bisa melanjutkan perjalanan atau tetap di puskesmas tersebut. Akhirnya keputusan pun diambil, kami memutuskan teman kami yang sakit itu tetap tinggal dipuskesmas dengan dijaga salah satu teman kami yang lain, dan yang lainnya melanjutkan perjalanan. Kami pun melanjutkan perjalanan kami, akan tetapi dijalan kami masih menemui hambatan, yakni beberapa kali mobil yang kami tumpangi harus singgah karena mengalami kerusakan. Akhirnya setelah itu kami tiba di pare – pare kediaman Nur Zulfitra Rahman jam 03.00 yang dimana seharusnya kami tiba jam 23.00 sebelumnya. Di kediaman teman kami itu kami pun istirahat mempersiapkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan kami besoknya ke PLTA Bakaru. Sebelumya itu kami dijamu dengan makan malam dengan soto banjar, dan kue panada. Keesokan harinya setelah sarapan pagi dengan nasi kunin dan kue panada dan kue bolu beserta kopi susu, kami pun melanjutkan perjalanan kami ke PLTA Bakaru. Di perjalanan kami menikmati pemandangan sekitar, apalagi ketika kami menjelang memasuki unit pembangkit yang akan kami datangi tersebut. Perjalanan yang sangat menantang dengan tanjakan yang sangat, dan jurang dikanang kiri, kami sempat singgah berfoto-foto diperjalanan tersebut ketika mobil yang kami tumpangi harus singgah untuk diistirahatkan sebentar. Ketika kami sampai ditujuan kami yakni di PLTA Bakaru, yang dimana untuk masuk ke PLTA tersebut harus melewati beberapa pos penjagaan yang dimana kita harus melapor pada pos-pos tersebut. Ketika kami masuk, tepatnya di Power Housee PLTA Bakaru, kami pun disambut dengan sejumlah senyuman dari pegawai-pegawai PLTA Bakaru tersebut. Setelah itu kami pun diajak keruangan kontrol untuk melihat-lihat bagaimana proses pengontrolan dari pembangkit tenaga air Bakaru tersebut. Kami pun diberi kesempatan bertanya-tanya tentang bagaiman proses pembangkitan dari PLTA tersebut. Setelah kami rasa sudah cukup diruangan tersebut, kami pun diajak keliling untuk melihat proses pembangkitan listrik dari PLTA tersebut. Setelahnya itu setelah kami cukup merasa puas, kami pun istrirahat sebentar kemudian bergegas untuk kembali ke makassar. Diperjalanan pulang, sungguh cobaan, kami pun diharuskan jalan kaki ½ jalanan yang dikarenakan mobil yang kami tumpangi tersebut mengalami rusak parah, yang dimana apabilah tetap dipaksakan untuk dilanjutkan perjalanan, akan membahayakan keselamatan nyawa kami. Setelahnya itu setelah kami sudah merasa cukup lelah untuk berjalan kaki, kami pun memutuskan untuk naik mobil sewah sampai ke jalan poros Pinrang dimana tempat mobil yang harus kami lewati kembali ke makassar diperbaiki, disitu kami makan malam dengan menu bakso dan nasi campur. Setelah menungguh cukup lama, mobil pun sudah siap kembali untuk ditumpangi, kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke makassar. Diperjalanan kami tertidur dimobil, dan pada saat kami telah di pangkep, kami pun singgah kembali di puskesmas tempat teman kami dirawat dengan maksud untuk membawa teman kami tersebut untuk sama-sama kembali ke makassar. Akan tetapi dikarenakan kondisinya yang belum memungkinkan untuk ikut bersama-sama kami kembali makassar, teman kami itu pun tetap tinngal di puskesmas tersebut, dan kami melanjutkan perjalanan kembali ke makassar. Akhirnya sekitar jam 03.30 WITA kami tiba kembali di gerbang Fakultas Teknik UNM dengan selamat.      



BAB II
SEJARAH PLTA BAKARU

Pada masa berdirinya Negara Indonesia menjadi negara yang berkembang, tak dapat kita pungkiri akan perlunya penerangan dalam setiap pembangunan di segala bidang. Maka bertolak dari titik permasalahan tadi pemerintah dengan segala usaha akan mengusahakan sumber energi listrik yang mudah di dalam pengelolaannya dan murah biaya pengelolaanya. Khusus untuk PLN Wilayah VIII yang berganti nama menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara (Sulawesi Barat belum terbentuk), maka dibangunlah Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) yang berlokasi di desa Ulu Saddang Kec. Lembang Kab. Pinrang dengan nama PLTA Bakaru untuk meningkatkan penyediaan produksi tenaga listrik non BBM di Sulawesi Selatan, khususnya di kota Makassar dan kota-kota pantai barat Sulawesi Selatan. PLTA Bakaru memamfaatkan potensi air dari sungai Mamasa, yang merupakan anak sungai Saddang yang berpotensi dikembangkan menjadi tenaga listrik sebesar 252 MW.
Pada tahun pertama dibangun Pusat Listrik Tanaga Air dengan kapasitas 2 x 63 MW, dengan produksi tenaga listrik rata-rata pertahun sebesar 1030 GWH. Tenaga listrik yang dibangkitkan disalurkan melalui jaringan transmisi 150 kV sepanjang 350 km ke gardu induk Pinrang, Pare-pare, Barru, Sidrap, Soppeng, Bone dan Polmas. 



BAB III
SISTIM OPERASI PLTA BAKARU

A.    DAM
PLTA Bakaru memamfaatkan aliran air sungai Mamasa yang merupakan anak sungai Saddang yang memiliki potensi dapat dikembangkan menjadi tenaga listrik sebesar 252 MW. Aliran sungai Mamasa tersebut ditampung pada DAM untuk kemudian digunakan untuk memutar turbin pada pusat pembangkit.
Pada DAM terdapat:
1.      Discharge Regulator Gate
Merupakan pintu regulator yang berfungsi sebagai pengatur agar muka air genangan tetap pada nilai elevasi.
2.      Spillway Gate
Merupakan pintu pembuangan yang berfungsi sebagai pembuang air apabila terjadi banjir di daerah genangan.
3.      Sanddrain Gate
Merupakan pintu penguras yang berfungsi untuk menguras kotoran-kotoran pasir dan endapan lumpur yang terdapat di daerah sekitar DAM dan intake.
4.      Water Tight Gate
Merupakan pintu yang berfungsi untuk mengambil alih fungsi sanddrain gate apabila diadakan pemeliharaan pada pintu tersebut.
5.      Spillway Stoplog
Merupakan pintu yang terdiri dari delapan daun pintu yang ditempatkan di depan pintu spillway pada saat akan dilakukan pemeliharaan pada pintu spillway.
6.      Intake Gate
Merupakan pintu yang berfungsi untuk menutup jalan air yang masuk ke terowongan apabilah akan diadakan perbaikan di sepanjang waterways, penstoke dan turbin generator.
7.      Transhrack dan Rake
Transhrack merupakan saringan yang ditempatkan di depan jalan masuk aliran ke pintu intake yang berfungsi untuk mengumpulkan kotoran-kotoran yang hanyut dan berada di sekitar inler. Rake merupakan alat yang berfungsi memasukan kotoran tersebut ke tempat sampah melalui beltconveyor yang disiapkan untuk mengantar kotoran-kotoran tersebut.
8.      Intake Stoplog
Merupakan stoplog yang akan digunakan dan ditempatkan di depan inlet bila akan dilakukan perbaikan pada trashrack.
9.      Stand-by Diesel Engine Generator
Merupakan Mesin diesel emergency yang ditempatkan dalam bangunan DCC (Dam Control Centre) dengan kapasitas 15 KVA
10.  Discharge Warning System
Merupakan sistim peringatan apabila akan dilakukan pembukaan pintu-pintu air.

Debit maximum air                      : 45 m3/det
Tinggi jatuh air                             : 336,3 m
Type waduk                                 : Waduk harian
Type bendungan                          : Beton
Tinggi Bendungan                       : 16,5 m

B.     TEROWONGAN PACU HULU
Air yang berasal dari DAM kemudian dialirkan ke pusat pembangkit melalui terowongan pacu hulu yang merupakan lingkaran beton bertulang.

C.     TANGKI PENDATAR ( SURGE TANK )
Tangki pendatar ( Surge Tank ) diletakkan dibagian ujung terowongan pacu hulu yang berfungsi sebagai tempat penyalur air terowongan apabila ada tekanan balik air dari penstock diakibatkan penutupan inlet valve pada pusat pembangkit atau guide vane dengan maksud menghindari kebocoran pada terowongan akibat tekanan balik tersebut. Type dari Surge Tank yang dipakai adalah “Restricted Orifice Surge Tank Upper Surge Chamber” dengan tinggi 42 meter dan diameter 10 m.

D.    PIPA PESAT ( PENSTOCK )
Pada bagian ujung terowongan disambungkan dengan pipa pesat yang mempunyai panjang 1,7 Km. Pada bagian ini air mengalami proses percepatan sehingga kekuatan air untuk memutar turbin semakin besar. Air yang melalui pipa pesat akan menghasilkan tenaga potensial. Tenaga ini kemudian oleh turbin diubah menjadi tenaga mekanik. Kecepatan spesifik air pada bagian ini juga digunakan untuk penentuan jenis turbin yang digunakan. Type dari Penstock ini adalah pipa baja.

E.     GEDUNG PUSAT PEMBANGKIT ( POWER HOUSE )
Power House PLTA Bakaru dibangun pada sisi sungai mamasa dengan type semi undergroun. Bangunan dari struktur beton bertulang, yang terdiri dari 3 lantai di atas permukaan tanah dan 3 lantai di bawah permukaan tanah.
Bagian-bagian yang terdapat pada pusat pembangkit ( Power House ) adalah sebagai berikut:
1.      TURBIN
Turbin air merupakan pesawat tenaga yang prinsip kerjanya adalah mengubah tenaga potensial air (head) menjadi tenaga mekanik ( putaran ) secara efisien.
Bagian-bagian Turbin:
a.       Runner
Runner adalah roda turbin yang didalamnya terdapat sudu-sudu jalan yang berfungsi meneruskan tenaga kinetis yang dihasilkan dari perubahan tenaga potensial ke poros turbin
b.      Poros
Poros ini berfungsi meneruskan daya turbin ke generator
c.       Bantalan (bearing)
d.      Perapat Poros
Berfungsi penyekat bagian dalam dari turbin dengan udara luar agar kerja turbin benar-benar efisien
e.       Sudu Hantar ( Guide Vane )
Untuk mengatur sedikit banyaknya air yang masuk ke runner
f.       Stay Ring
Sebagai pembagi dan pengarah awal masuknya air ke runner
g.      Rumah Siput
Berfungsi sebagai rumah turbin yang dapat menyalurkan air secara merata melalui keliling runner.
h.      Pipa lepas
Untuk menghantarkan air yang masuk ke luar dari runner kesaluran pembuangan.
i.        Katub penambah udara
2.      GENERATOR
Generator adalah sebuah mesin listrik yang dapat mengubah daya mekanik menjadi daya listrik. Kontruksi generator dan turbin dibuat dalam satu poros sehingga putaran turbin akan sama dengan putaran generator yang kemudian diubah menjadi energi listrik. Generator yang digunakan pada PLTA Bakaru adalah generator sinkron yang tegangan outputnya berupa tegangan bolak-balik dengan type poros tegak generator sinkron, tegangan 11 kV, Ampere 3,674 Ampere, Daya keluaran 70.000 kVA, Frekwensi 50 Hz, Faktor kerja 0,9 lagging, putaran sinkron 500 rpm, kelas isolasi B, Tegangan eksitasi 245 Volt, Arus eksitasi 712 Ampere, Pabrik pembuat MEIDENSHA tahun 1989, dan jumlah 2 unit.
Bagian-bagian dari generator
a.       Rotor
b.      Stator
c.       Bearing
Penahan atau tempat melekatnya body generator yang dilengkapi dengan sistem pendingin.
d.      Oil dan Cooler
Merupakan bahan pendingin untuk generator.
3.      TRAFO UTAMA
Trafo adalah alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang lain, melalui gandengan magnet dan berdasarkan induksi elektromagnetik. Tegangan 11 kV keluaran dari generator oleh trafo diubah menjadi tegangan tinggi (tegangan transmisi) 150 kV. Sfesifikasi dari trafo ini adalah sebagai berikut:
-          Type                                        : TL-131
-          Frekwensi                                : 50 Hz
-          Daya                                        : 70 MVA
-          Tegangan trafo                                    : 11/150 kV
-          Metode pendingin                   : Oil Force Air Force (OFAC)
-          Pabrik pembuat                       : NYUNDAI
-          Jumlah unit                              : 2 unit

4.      ALAT BANTU
a.       Pompa Air Pendingin
Pompa air pendingin terdiri dari dua buah yang bekerja secara bergantian memberikan tekanan kepada air atau oli pendingin
b.      Motor Kontrol Centre (MCC)
MCC merupakan sejumlah panel/cubide yang berisi kontrol/indikasi dan power supply guna mencatu tenaga kepada peralatan bantu turbin/generator
c.       Batteray Charge
Batteray Charge digunakan pada awal pengoperasian pembangkit yang berfungsi sebagai power supplay untuk memberikan arus eksitasi kepada kumparan penguat generator
5.      SERANDANG HUBUNG ( SWITCH YARD )
Hubungan dengan transmisi yang ke gardu-gardu induk luar terletak di serandang hubung, selain itu tempat pengaman pembangkit.

SISTEM KONTROL PEMBANGKIT
            Operasi PLTA Bakaru dikendalikan dari ruang kontrol di gedung pembangkit (power house). Sistem ini dimungkingkan dengan adanya microprocessor ASCE dan unit komputer SCE yang berfungsi mengatur/mengawasi operasinya mesin pembangkit.
            Unit pembangkit dapat di start atau stop secara otomatis dengan memilih posisi switch master control start atau stop oleh operator. Operasi dari control room tersebut disebut operasi remote (jarak jauh) dalam hal ini dioperasikan oleh operator dari control room, namun operator juga dapat mengoperasikan unit pembangkit secara lokal yaitu dengan memindahkan Switch 43-R dari posisi Remote ke posisi lokal pada panel/cubicle actuator turbine control.
            Operator dengan bantuan keyboard dan layar monitor dapat menjalankan/stop unit, mengatur tegangan AVR dan beban (MW).
            Operasi emergency atau operasi dalam keadaan darurat apabila diketahui atau ditemukan suatu kerja peralatan tidak normal dan membahayakan bagi manusia maupun peralatan lainnya.
            Alarm timbul bila terjadi gangguan/kondisi tidak normal pada peralatan-peralatan unit, dan event recorder akan mencatat jenis gangguan secara otomatis. Tiga buah kamera televisi ditempatkan pada lokasi-lokasi di areal PLTA. Event recorder akan selalu memberikan informasi kondisi peralatan, parameter-parameternya dan data-data operasi yang diperlukan.
            Bakaru dapat dipantau langsung dari ruang kontroll gedung pembangkit dan pusat pengendali bendungan. Hubungan dengan unit pengatur beban di Makassar dan seluruh gardu-gardu induk dapat dilakukan di PLC (Power Line Carrier).



BAB IV
PEMELIHARAAN PLTA BAKARU

            Pemeliharaan unit pembangkit PLTA Bakaru meliputi pemeliharaan sipil, pemeliharaan mesin, dan pemeliharaan Listrik. Pada pemeliharaan tersebut dikenal pemeliharaan rutin, dan pemeliharaan non rutin.
            Pada pemeliharaan rutin dibagi menjadi pemeliharaan bulanan yang dimana proses pemeliharaan tersebut dilakukan setiap bulannya yang dimana ditekankan pada pemeliharaan kondisi fisik dari peralatan-peralatan tertentu. Kemudian pemeliaharaan tiga bulanan yang dimana disini meliputi pemeriksaan sistem pendingin pada generator, dan pengecekan sistem MCC. Selanjutnya Pemeliaharaan Tahunan yakni meliputi pemeriksaan, penyetelan, perbaikan ringan, peneraan, pengujian dan pengukuran dengan hanya membuka lubang inspeksi (man hole) tanpa melepas peralatan utama. Kemudian pemeliharaan tiga tahunan yang dimana meliputi penyetelan, pemeriksaan, perbaikan, peneraan, dan pengujian pada Turbin dan alat bantunya, generator dan alat bantunya, dan kontrol beserta instrumennya. Kemudian Major Overhaul yang dimana proses pemeliharaannya dilaksanakan setelah beroperasi selama 45.000 jam sampai 50.000 jam yang meliputi pembongkaran seluruh bagian-bagian turbo generator, pemeriksaan, penggantian, perbaikan bagian-bagian yang rusak, peneraan, pengujian, penyetelan untuk mengembalikan daya sesuai kapasitas terpasang.
            Pada pemeliharaan Non Rutin merupakan pemeliharaan yang tidak rutin dilakukan, atau dengan kata lain hanya dikerjakan pada waktu itu juga dan waktu berikutnya tidak lagi dikerjakan, kecuali terdapat gangguan.



BAB V
PENUTUP

I.          KESIMPULAN
1.      PLTA Bakaru berlokasi di desa Ulu Saddang Kec. Lembang  Kab. Pinrang.
2.      Bagian-bagian dari PLTA Bakaru yakni DAM, Terowongan Pacu Hulu, tangki pendatar, pipa pesat, gedung pusat pembangkit (Power House)
3.      Pada Power House terdapat turbin besera alat-alat bantunya, Generator beserta alat bantunya, Trafo utama beserta bagian-bagiannya, dan serandang hubung.
4.      Pada Power House terdapat ruangan control yang mengontrol seluruh sistem yang berjalan di PLTA Bakaru.
5.      PLTA Bakaru memamfaatkan aliran sungai mamasa yang merupakan anak sungai Saddang yang memiliki potensi dapat dikembangkan menjadi tenaga listrik sebesar 252 MW.
6.      Proses pemeliharaan PLTA Bakaru terbagi pemeliharaan sipil, pemeliharaan mesin, dan pemeliharaan Listrik, baik yang dilaksanakan secara rutin, maupun yang tidak rutin dilakukan.
II.           SARAN
1.      Pengoperasian, pemeliharaan, pelayanan dan kualitas PLTA Bakaru agar terus ditingkatkan.
2.      Hubungan PT PLN (Persero) khususnya sektor  Bakaru dengan civitas akademika semakin ditingkatkan.



DAFTAR PUSTAKA

Arman, dkk.Laporan Praktek Industri pada PT. PLN (Persero) Unit
            Pembangkitan Unit PLTA Bakaru.Teknik Elektro FT UNM. Makassar.
            2004      



Rappang.Com

Rabu, 22 Desember 2010

PERTIMBANGAN PERENCANAAN KELISTRIKAN

ABSTRAK

WAHYULLAH, 2010. Pertimbangan Perencanaan Kelestrikan. Paper. Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.

            Paper ini bertujuan untuk bagaimana nantinya kita mengetahui perkembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan dan alasan dilakukan pengembangan tersebut, sebagaimana kita ketahui dari waktu kewaktu kebutuhan akan listrik terus bertambah seiring dengan pertambahan penduduk, kemajuan teknologi dan lain-lain, dan sedangkan ketersedian akan listrik tersebut terbatas.
i
 

 


KATA PENGANTAR

            Alhamdulillahirabbil Alamin. Puji dan Syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah, rahmat dan Hidayah-Nya, tak lupa Salam dan Shalawat atas junjungan Nabi Muhammad SAW sehingga saya dapat menyelesaikan  penyusunan paper dengan pembahasan “Pertimbangan Perencanaan Kelistrikan”.
            Paper ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan pada mata kuliah Distribusi Tenaga LIstrik Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Makassar.
            Saya mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga paper ini dapat saya selesaikan, karena disadari tanpa bantuan berbagai pihak, maka sulit bagi saya untuk menyelesaikan paper ini.
            Saya menyadari sepenuhnya terdapat banyak kekurangan dalam penulisan paper ini, oleh karenanya berbagai saran dan kritik yang sifatnya membangun senantiasa diharapkan demi kesempurnaannya. Akhir kata, semoga paper ini memberikan mamfaat bagi kita semua Amin.

Makassar, Desember 2010
ii
 
       Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
ABSTRAK…………………………………………………………….        i
KATA PENGANTAR………………………………………………....        ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………..        iii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………..        iv
DAFTAR TABEL……………………………………………………...        v
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang………………………………………………….       1
2.      Rumusan Masalah…………………………………………….,,       3
3.      Tujuan Penulisan………………………………………………       3
4.      Mamfaat Penulisan…………………………………………… .      4
BAB II PEMBAHASAN
1.      Keperluan Mendatang………………………………………................      5
2.      Faktor Ekonomi………………………………………………..............      7
3.      Unjuk kerja di masa lalu…………………………………….................      9
4.      Unjuk kerja di masa mendatang……………………………................      11
BAB III PENUTUP
1.      Kesimpulan……………………………………………………..........      14
2.      Saran……………………………………………………………........      15
iii
 
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...       16


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
          Kemajuan Teknologi di segala bidang dari tahun ketahun begitu meningkat dengan cepat. Tentu hal ini harus diiringi perkembangan sistem kelistrikan yang meningkat pula, jika tidak, listrik yang dibangkitkan tidak dapat dinikmati oleh keseluruhan orang yang ada dimuka bumi ini, dan tentunya akan menimbulkan berbagai macam permasalahan, mengingat listrik merupakan hal yang sangat berpengaruh pada perkembangan dan bahkan pada kelangsungan kehidupan manusia di muka bumi ini.
          Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik yang selalu meningkat tersebut, pembangunan dan perkembangan sistem kelistrikan perlu dikembangkan. Pertambahan penduduk yang semakin pesat yang diiringi pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi pula yang  menyebabkan kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat, sehingga dibutuhkan penyediaan dan penyaluran tenaga listrik yang memadai, karena mengingat listrik merupakan salah satu tolak ukur taraf kemajuan rakyat sejalan dengan perkembangan teknologi.
          Jika dilihat dari sudut pandang Negara kita, keadaan penyediaan tenaga listrik sangat memprihatinkan, terdapat banyak masyarakat yang tinggal dipelosok-pelosok daerah tidak dapat menikmati listrik, kalaupun ada hanya diperuntukan untuk beban yang berkapasitas rendah saja.  Itu tandanya penyediaan kelistrikan di Negara ini belum tersebar secara merata yang disebabkan oleh kurangnya pembangkitan energi listrik tersebut.
          Penyediaan tenaga listrik yang terdapat di Sulawesi Selatan merupakan salah satu contoh betapa terpuruknya penyedian kelistrikan kita. Pada Daerah ini terdapat beberapa pembangkit tenaga listrik, dan kesemuanya itu harus dioperasikan secara bersamaan, jika tidak, dampak pemadaman bergilir akan dirasakan oleh masyarakat. Itupun tidak semua beban listrik pada daerah ini dapat ditopan oleh tenaga listrik yang tersedia. Olehnya itu PLN terutama PLN wilayah SULTANBATARA sebagai perusahaan pelaksana system kelistrikan yang terdapat di Sulawesi Selatan harus lebih giat mengorbankan tenaga, pikiran dan modalnya untuk memperbaiki/memaksimalkan penyediaan tenaga listrik di Sulawesi Selatan, sehingga tenaga kelistrikan dapat dirasakan menyeluruh dan memuaskan bagi masyarakat.




B.     Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah yang akan diangkat untuk paper ini ialah:
1.      Langkah apa yang tepat yang harus dilakukan untuk mengembangkan system penyediaan ketenaga listrikan kita.
2.      Alasan apakah yang menjadi penyebab suatu system penyediaan ketenaga listrikan harus ditambah atau dikembangkan
3.      Apakah yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan kelistrikan.
4.      Bagaimanakah cara menyeimbangkan ketersediaan energi dengan  pengembangan system penyediaan ketanaga listrikan kita.
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini ialah:
1.      Untuk mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan system penyediaan ketanaga listrikan.
2.      Untuk mengetahui alasan apakah yang menjadi penyebab suatu sistem ketenaga listrikan harus ditambah atau dikembangkan
3.      Untuk mengetahui cara menyeimbangkan ketersediaan energi dengan pengembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan kita.



D.    Mamfaat Penulisan
1.      Sebagai syarat kelulusan pada mata kuliah Distribusi Tenaga Listrik
2.      Sebagai bahan bacaan bagi yang berminat mengembangkan dan mengkaji pengetahuan khususya pada pengembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan.
3.      Untuk melatih kemampuan dalam penulisan karya ilmiah
4.      Guna menambah wawasan dalam bidang kelistrikan, terkhusus pada perencanaan kelistrikan.


BAB II
PEMBAHASAN

PERTIMBANGAN PERENCANAAN KELISTRIKAN
a.      Keperluang mendatang
          Suatu sistem kelistrikan yang baik adalah suatu sistem yang terencana dan selalu melihat kedepan. Dalam perencanaan pembangunan suatu sistem listrik diutamakan apakah kedepannya masih mampu menopang pertambahan beban atau tidak, maka dengan itu biasanya dalam sistem penyediaan ketenaga listrikan terdapat daya cadangan. Ini harus dilakukan untuk menghindari nantinya adanya beban lebih secara tiba-tiba, karena adanya beban lebih ini kemungkinan akan merusak sistem jika sistem tersebut tidak dilengkapi dengan pengaman yang handal, karena kita telah ketahui bersama bahwa dari tahun ketahun pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi semakin bertambah, tentu kesemuanya itu harus diseimbangkan dengan perkembangan penyediaan sistem ketenaga listrikan. Selain itu cara lain  untuk menghindari adanya beban lebih kedepannya yakni dengan cara pembesaran kapasitas pembangkit. Akan tetapi dengan cara ini dianggap pemborosan modal, karena pengembangan sistem dilakukan dengan cepat, sedangkan kebutuhan beban terhadap suatu daya yang dikeluarkan sistem tersebut belum dibutuhkan.
          Dalam perencanaannya memang dibutuhkan pemikiran yang mendalam tentang sistem prnyediaan tenaga listrik untuk listrik keperluan mendatang tersebut. Terdapat banyak hal yang harus ikut diperhitungakan sebelum melakukan tindakan pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik, diantaranya yakni untung rugi dari pihak perusahaan pengembang. Selain itu dan yang paling utama sebelum dilakukan pengembangan yaitu adanya proyeksi seberapa besar kebutuhan energi pada masa yang akan datang. Proyeksi yang dilakukan menggunakan metode perkiraan tertentu berdasarkan data-data pada masa lampau.
Hasil Proyeksi kebutuhan energi listrik sampai tahun 2025 pada sistem kelistrikan Sulawesi Selatan.

Pada tabel diatas jelas dilihat perkiraan pertambahan beban dari tahun 2005 sampai tahun 2025 pada sistem kelistrika Sulawesi Selatan, bedasarkan pada daya terpasang sekaran pada tahun 2014 daya yang terpasang sudah tidak mampu lagi menopang pertambahan beban yang terjadi, maka pada tahun 2014 harus dibangun suatu pembangkit yang perkiraan dayanya mampu menopang sampai tahun 2025.
b.     Faktor Ekonomi
          Dalam Perencanaan kelistrikan yang juga perlu diperhatikan adalah apakah pengembangan sistem kelistrikan bersifat merugikan atau menguntungkan, apakah penyediaan bahan atau alat untuk penyiapan energi dimasa yang akan datang yang memerlukan perawatan tidak merupakan pemborosan dana sedangkan energinya belum digunakan. Semuanya harus dipertimbangkan dan dipikirkan matang-matang sebelum memulai pengembangan sistem penyediaan energi listrik tersebut.
          Suatu pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik baru dapat dilaksanakan apabila memenuhi syarat ekonomi. Jika dari sekaran telah dapat dilihat keuntungan dari perusahaan listrik kedepannya dalam pengembangan penyediaan energi listrik yang akan dilakukan sekaran, maka untuk membangun suatu sumber energi listrik telah dapat dilanjutkan. Ketakutan kita disini adalah apakah modal yang kita pakai untuk membangun serta pemeliharaannya tersebut dapat kembali ditangan kita dan bahkan memperoleh keuntungan.
          Jika dilihat dari sudut pandan Negara kita, pertimbangan faktor ekonomi sebelum melakukan pengembangan penyediaan energi listrik sudah dilakukan, akan tetapi yang menjadi permasalahan apakah ketelitian terhadap faktor ekonomi tersebut benar-benar melihat untung-rugi kedepannya ataukah Negara ini memang tidak mempunyai uang untuk melakukan pengembangan tersebut, padahal telah diperkirakan memang perlu dilakukan pengembangan tersebut dan tidak menimbulkan rugi atau pemborosan.
          Negara kita jika dibandingkan dengan Negara lain sistem kelistrikan kita sangat tertinggal jauh dibanding dengan Negara-negara  lain tersebut. Tentu hal ini tidak terlepas dari keadaan ekonomi dari suatu Negara. Apabila keadaan ekonomi suatu Negara buruk, maka sulit bagi Negara tersebut untuk melakukan pengembangan suatu sistem kelistrikan terutama dalam penyediaan daya cadangan untuk kedepannya. Sebaliknya jika keadaan ekonomi Negara tersebut maju, maka perkembangan penduduk pada Negara tersebut yang mempengaruhi sistem penyediaan energi listrik bukan termasuk persoalan yang berarti. Syarat untuk menjadi Negara maju yakni apabila sistem ketenaga listrikannya mendukung untuk itu.

c.       Unjuk kerja di waktu lampau
          Unjuk kerja dimasa lalu dapat menjadi patokan untuk melakuan pengembangan suatu sistem penyediaan ketenaga listrikan, maksud unjuk kerja disini adalah bagaimana hubungan sistem penyediaan ketenaga listrikan dimasa lalu dengan kebutuhan daya listrik pada masa tersebut. Dengan dilakukannya penelitian dengan melihat data-data sistem penyediaan ketenaga listrikan pada masa lalu tersebut, maka pada masa sekaran dapat dilakukan pengembangan sistem penyediaan kedepannya. Hal-hal yang dilihat dari data sistem ketenaga listrikan pada masa lalu tersebut sebelum melakukan suatu pengembangan kedepannya pada masa sekaran yakni bagaimanakah keseimbangan antara beban yang terpasang pada masa lalu tesebut dengan permintaan beban yang selalu meningkat. Jadi yang paling utama yang juga harus diperhatikan adalah kecenderungan pertambahan penduduk, perkembangan teknilogi pada masa lalu yang mempengaruhi sistem penyediaan ketenaga listrikan juga dapat deperkirakan pada masa kedepannya bahwa hal yang sama akan terjadi, jadi dengan melihat perkembangan masa lalu tersebut, dapat dilakukan pengembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan kedepannya. Selain itu faktor ekonomi dalam penyediaan ketenaga listrikan dimasa lalu juga harus diperhatikan, dan bagaimanakah dampak yang ditimbulkan pada masa sekaran.
          Sebagai contoh misalnya pada sistem ketenaga listrikan Sulawesi Selatan pada masa lalu memiliki daya sekian. Seiring pertumbuhan penduduk dan semakin berkembangnya teknologi permintaan daya dari konsumen melampau daya yang terpasang pada saat itu, maka dianggap perlu pengembangan sistem penyediaan energi listrik yang baru. Dari data tersebut, maka dapat diperkirakan kejadian yang sama akan terjadi kedepannya, maka perlu dilakukan adanya suatu daya cadangan untuk menghindari beban lebih nantinya.
          Data yang diperoleh dari masa lalu juga memungkinkan akan tidak adanya  pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik yang  dilakukan pada saat sekaran, ini bisa disebabkan karena melihat dari pertumbuhan penduduk ataukah perkembangan teknologi tidak berpengaruh banyak pada penyediaan tenaga listrik pada waktu itu, jadi dianggap tidak perlu untuk melakukan pengembangan, karena dianggap hanya pemborosan modal. Tapi tentu hal ini harus disesuaikan/dipertimbnagkan dengan kondisi yang mungkin dapat terjadi di masa yang akan datang, dalam artian dengan data-data yang diperoleh dari sistem penyediaan tenaga listrik pada masa lalu tidak bisa diambil patokan untuk melakukan pengembangan tersebut. Sebagai contoh pada saat waktu yang lalu sistem penyediaan ketenaga listrikan dari suatu daerah cukup untuk memasok seluruh beban yang ada didaerahnya, perkembangan penduduk dan teknologi tidak berpengaruh pada sistem penyediaan ketenaga listrikan. Akan tetapi pada saat sekarang dilihat kedepannya terlihat perkembangan yang besar akan terjadi di kalangan masyarakat, maka dianggap perlu untuk melakukan pengembangan tersebut. Sebaliknya jika data pada masa lalu terdapat suatu perkembangan permintaan beban, yang memerlukan pengembngan, akan tetap pada saat sekarang kedepannya dilihat tidak akan ada perkembangan pada masyarakat yang berarti, maka tidak perlu dilakukannya pengembangan tersebut.
          Jadi intinya unjuk kerja di masa lalu ini yakni pengembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan diperoleh dari pengalaman. Akan tetapi jika dibandingkan dengan pertimbangan keperluan mendatang, pertimbangan keperluan mendatang ini lebih cocok digunakan dalam pengembangan penyediaan tenaga listrik dibanding pertimbangan dengan melihat unjuk kerja dimasa lalu.   
d.     Unjuk kerja di waktu mendatang
          Pengembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan dengan melihat unjuk kerja di waktu mendatang dihubungkan dengan bagaimana keadaan sistem kelistrikan pada saat yang lalu dengan melihat satu atau dua generasi kebelakang. Dahulu alat-alat listrik yang dipergunakan oleh konsumen tidak begitu banyak, dan bahkan hanya orang-orang tertentu saja yang memakai peralatan listrik. Jika dibandingkan pada saat sekarang hampir seluru masyarakat menggunakan peralatan listrik, jadi kedepannya juga sudah dapat diramalkan bagaimana perkembangan penggunaan peralatan-peralatan listrik tersebut. Ini juga dikaitkan dengan keperluan listrik dimasa yang akan datang.
          Unjuk kerja dimasa yang akan datang pada intinya maksudnya adalah bagaimana perkiraan kekuatan kerja dimasa yang akan datang meliputi penyediaan tenaga listrik dan perkembangan kebutuhan pada konsumen akan daya listrik.
          Selain itu tidak cukup hanya sebatas pada pengembangan sistem penyediaan ketenaga listrikan saja. Tapi ini semua harus didukung oleh pengelolaan yang baik, terencana, teratur dan terukur untuk memberikan kepuasaan pada konsumen sehingga sistem penyediaan tenaga listrik dapat dirasakan pada semua kalangan masyarakat, baik itu yang tinggal diperkotaan, maupun yang tinggal dipelosok-pelosok pedesaan.
          Kemudian itu penambahan sistem penyediaan tenaga listrik harus diseimbangkan dengan energi yang tersedia yang dahulu dilakukan dengan cara mengadakan suatu penyurveian  apakah energi yang tersedia masih memungkinkan untuk penambahan pusat energi listrik atau tidak, contoh penyediaan bahan bakar bagi PLTD, kondisi debit air bagi PLTA dan lain-lain, dan diusahakan pencarian sember energi listrik yang baru yang masih tersimpan banyak di bumi ini.  

BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
1.      Langkah yang tepat yang harus dilakukan dalam sistem penyediaan ketenaga listrikan yakni adanya penempatan daya cadangan dari setiap pusat energi listrik untuk menghindari beban lebih yang sewaktu-waktu dapat terjadi secara seketika.
2.      Alasan yang menjadi penyebab suatu system penyediaan ketenaga listrikan harus ditambah atau dikembangkan yakni adanya meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan kemajuan teknologi.
3.      Yang menjadi pertimbangan dalam perencanaan kelistrikan yakni dilihat dari keperluang mendatang, faktor ekonomi, unjuk kerja dimasa lalu, dan unjuk kerja dimasa yang akan datang.
4.      Untuk menyeimbangkan ketersediaan energi dengan  pengembangan sistem penyediaan ketanaga listrikan, yakni yang harus pertama dilakukan apakah energi yang masih tersimpan masih memungkinkan untuk pengembangan sumber energi listrik, jika tidak diperlukan sumber energi baru yang dapat digunakan untuk membangkitkan energi listrik untuk keperluang mendatang.

b.     Saran
Usaha pengembangan penyedian ketenaga listrikan  untuk memenuhi permintaan daya pada masa yang akan datang yang cenderung semakin meningkat baik adanya harus dibarengi dengan pelayanan, pengelolaan yang baik dan teratur serta energi yang dibangkitkan dapat disebar ratakan kesemua pelosok dengan melihat tingkat kebutuhan pada suatu tempat tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar,DR,A.1988.Teknik Tenaga Listrik.Pradnya
          Paramita:Jakarta
Hardiantono, Damis.2010.Teknologi Energi.UNHAS:Makassar
ITS.co.id
Kadir, Abdul.2006.Distribusi Dan Utilisasi Tenaga Listrik.UIP:Jakarta
Kuwahara,DR.S.1988.Teknik Tenaga Listrik.Pradnya Paramita: Jakarta
Marsudi, Djiteng.2005.Pembangkitan Energi Listrik.Erlangga:Jakarta
Marsudi, Djiteng.2006.Operasi Sistem Tenaga Listrik.Graha Ilmu.Jakarta
PUIL 2000
Soeharto, Iman.2001.Manajemen Proyek.Erlangga:Jakarta